Metode Quasi Eksperimen : Pengertian, Jenis dan Langkahnya
Metode Quasi Eksperimen adalah salah satu metode penelitian yang biasa digunakan untuk tugas akhir mahasiswa atau skripsi. Tentunya dalam menyusun sebuah skripsi, mahasiswa harus menentukan terlebih dahulu metode penelitian apa yang ingin ia gunakan.
Ada beberapa metode penelitian yang bisa digunakan oleh peneliti, salah satunya Metode Eksperimen. Metode eksperimen ada tiga jenisnya, yaitu metode pre eksperimen, metode true eksperimen dan quasi eksperimen. Namun pada artikel ini kita akan membahas tentang Quasi Eksperimen.
Baca Juga: Penelitian Kuantitatif (Pengertian, Karakteristik, dan Penggunaannya)
Pengertian Metode Quasi Eksperimen
Metode quasi eksperimen berbeda dengan metode pre eksperimen dan true eksperimen. Pada metode quasi peneliti harus memberikan perlakukan dan meneliti perubahan dari perlakukan yang sudah diberikan.
Namun sampel yang digunakan tidak menggunakan secara acak dan peneliti tak bisa memanipulasi subjek. Dalam penelitian ini, harus ada kelompok eksperimen dan kontrol yang ditetapkan dengan menggunakan kelompok acak.
Penelitian Quasi Eksperimen bertujuan untuk mencari tau antar variabel yang melibatkan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Maka dari itu, quasi eksperimen bisa digunakan untuk penelitian yang ingin menyelidiki hubungan antar variabel dan mengklarifikasi penyebab hubungan tersebut.
Baca juga :
- Tips menggunakan metode Propensity Score Matching
- Asumsi dimensiality pada Propensity Score Macthing
- Apa itu metode difference indifferent?
Desain Metode Penelitian Quasi Eksperimen
The times series experiment.
Pada desain quasi eksperimen ini peneliti melakukan beberapa kali observasi kepada subjek yang akan diteliti sebelum melakukan perlakuan kepada subjek berupa pre test.
Pemberian pre test ini bertujuan untuk mengetahui kesetabilan kelompok. Jika kelompok sudah stabil baru bisa melakukan perlakukan kepada subjek. Pada metode Times Series Eksperimen, hanya ada kelompok eksperimen tanpa adanya kelompok kontrol.
The non-equivalent grup design
Berbeda dengan desain sebelumnya, desain The non-equivalent grup design mengharuskan adanya kelompok eksperimen dan kontrol. Hal ini karena penentuan hasil hipotesa berdasarkan hasil pengamatan kedua kelompok ini.
Kendati demikian penentuan kelompok eksperimen dan kontrol tidaklah acak. Kedua kelompok ini nantinya akan diuji menggunakan instrumen yang sama dan menganalisis perlakukan mana yang lebih optimal. Apakah pada kelas eksperimen lebih baik atau bahkan sebaliknya.
The Equivalent Time Serier Samples Design
Tak jauh berbeda dengan The Times Series Experiment, penelitian ini sama menggunakan satu kelas eksperimen. Namun yang membedakannya adalah pengulangan perlakukan yang lebih banyak dan harus diselingi dengan jeda waktu saat tak diberikan perlakukan.
Baca Juga: Penelitian Kualitatif (Pengertian, Karakteristik, dan Penggunaan)
Ciri-ciri metode penelitian quasi eksperimen
Quasi eksperimen memang terlihat mirip dengan metode pre eksperimen. Namun ada ciri-ciri yang mencolok yang jadi perbedaan Quasi dengan metode eksperimen lainnya. Apa saja? yuk simak ciri-ciri metode Quasi berikut
- Pemlihan kelompok yang menjadi subjek penelitian tidak bisa secara acak
- Bisa menguji subjek penelitian dengan beberapa kondisi dan metode
- Menggunakan beberapa metode yang nantinya akan dibandingkan hasilnya
Langkah melakukan penelitian quasi eksperimen
Untuk melakukan penelitian menggunakan quasi eksperimen, peneliti harus mengikuti beberapa langkah untuk menyelsaikannya. Kendati demikian, langkah ini tak jauh berbeda dengan jenis penelitian menggunakan metode lainnya. Namun langkah pengerjaannya sesuai dengan kaidah dari metode quasi itu sendiri.
1. Penyusunan proposal atau naskah penelitian
Sebelum melakukan penelitian tentu saja peneliti harus membuat proposal atau naskah penelitian. Langkah ini bertujuan untuk mencari kajian ilmiah, pembuatan instrumen dan analisis pengolahan data.
Biasanya seorang mahasiwa harus menyusun proposal penelitian sebelum melakukan penelitian dalam bentuk skripsi.
2. Pelaksanaan penelitian
Setelah menyusun proposal atau naskah penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian menggunakan metode quasi. Pada langkah ini, peneliti harus melakukan pretest atau obsevasi dan melakukan post test untuk memberikan perlakukan kepada subjek.
3. Pengolahan data hasil penelitian
Setelah penelitian dilakukan, langkah selanjutnya adalah menolah data dari metode quasi. Pada quasi eksperimen umumnya menggunakan metode kuantitatif, jadi analisis data menggunakan pendekatan statistika.
Demikian penjelasan tentang penelitian kualitatif. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuanmu tentang salah satu jenis penelitian.
Artikel lainnya terkait penelitian, statistik, dan tutorial bisa kamu akses di blog sekolah stata .
Pertanyaan Yang Sering ditanyakan(QNA)
Q: Apa itu metode quasi eksperimen? A: Metode quasi eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis atau mengevaluasi efek suatu variabel independen pada variabel dependen dengan memperhatikan keterbatasan kontrol terhadap variabel-variabel tersebut.
Q: Apa saja jenis-jenis metode quasi eksperimen? A: Ada tiga jenis metode quasi eksperimen, yaitu:
- One-Group Pretest-Posttest Design
- Nonequivalent Control Group Design
- Time Series Design
Q: Apa yang dimaksud dengan One-Group Pretest-Posttest Design? A: One-Group Pretest-Posttest Design adalah jenis metode quasi eksperimen di mana hanya terdapat satu kelompok penelitian yang diukur sebelum dan sesudah perlakuan. Namun, metode ini memiliki keterbatasan dalam mengidentifikasi efek perlakuan secara akurat.
Q: Apa itu Nonequivalent Control Group Design? A: Nonequivalent Control Group Design adalah jenis metode quasi eksperimen yang melibatkan dua kelompok penelitian, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Namun, kelompok-kelompok tersebut tidak dibentuk secara acak, sehingga tidak ada jaminan bahwa kelompok tersebut setara sebelum perlakuan.
Q: Bagaimana langkah-langkah dalam metode quasi eksperimen? A: Langkah-langkah dalam metode quasi eksperimen meliputi:
- Menentukan Tujuan Penelitian
- Memilih Desain Penelitian yang sesuai
- Mengumpulkan Data dari kelompok-kelompok penelitian yang terlibat
- Tips Menggunakan Metode Quasi eksperimen
- Kelas Quasi-Eksperimen
- Komunitas Riset Dan Inovasi
Alamat Kantor Pesona Khayangan Juanda, Blok AM No 7, Depok 16411
Jam Kerja di Kantor Senin—Jumat: 9:00 AM – 5:00 PM Sabtu & Minggu: 11:00 AM – 3:00 PM
Email [email protected]
About Us Privacy Policy Join Us Learning Path
Sitemap transdisiplin all classs calendar class.
Copyright Sekolah Stata ©2024
PT. Teknodata Inovasi Indonesia
Made With ♡ by Octaseed Digital
Quasi Eksperimen: Pengertian, Cara Menentukan dan Contoh Penelitian
Dalam penelitian ilmiah, eksperimen adalah metode yang sering digunakan untuk menguji hipotesis dan mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara variabel. Namun, terkadang ada kendala etika, praktis, atau sumber daya yang membuat pelaksanaan eksperimen sesuai standar menjadi sulit. Sehingga kemudian ada konsep quasi eksperimen.
Tetapi apa quasi eksperimen itu? Di bawah ini akan dijelaskan dengan detail mengenai quasi eksperimen dan berbagai hal mengenai quasi eksperimen.
Pengertian Quasi Eksperimen
Quasi eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan dalam ilmu sosial dan ilmu perilaku ketika pelaksanaan eksperimen sejati tidak memungkinkan atau praktis. Meskipun mirip dengan eksperimen sejati, quasi eksperimen memiliki beberapa perbedaan utama dalam hal pengaturan subjek, kontrol variabel, dan randomisasi.
Dalam eksperimen sejati, peneliti memiliki kendali penuh dalam mengatur subjek ke kelompok perlakuan dan kelompok kontrol secara acak. Namun, dalam quasi eksperimen, hal ini tidak selalu memungkinkan. Ini dapat terjadi karena alasan etika (misalnya, tidak etis untuk memberikan perlakuan tertentu kepada kelompok kontrol), sumber daya yang terbatas, atau karakteristik khusus subjek yang sudah ada.
Dalam quasi eksperimen, peneliti mencoba mendekati struktur eksperimen sejati dengan mengendalikan variabel independen dan mengukur efeknya pada variabel dependen. Namun, pengacakan acak tidak selalu dapat dilakukan. Sebagai gantinya, peneliti mungkin menggunakan metode pemilihan subjek yang lebih selektif atau kelompok yang sudah ada.
Hasil dari quasi eksperimen tetap memberikan wawasan tentang hubungan sebab-akibat antara variabel, tetapi perlu diingat bahwa tingkat validitas internal dan eksternalnya mungkin lebih rendah dibandingkan dengan eksperimen sejati. Karena kurangnya randomisasi yang ketat, faktor-faktor yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi hasil.
Dalam rangka memaksimalkan nilai penelitian quasi eksperimen, penting untuk mendesainnya secara hati-hati, mengendalikan variabel eksternal sebanyak mungkin, dan menginterpretasi hasil dengan akurat.
Quasi eksperimen tetap menjadi alternatif yang berharga ketika pelaksanaan eksperimen sejati tidak memungkinkan, dan dengan pemahaman yang tepat, metode ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan pengetahuan dalam berbagai bidang studi.
Baca juga: Jenis-Jenis Data dalam Penelitian
Quasi Eksperimen Menurut Sugiyono
Menurut Sugiyono, 2010, adapun quasi eksperimen atau eksperimen semu merupakan salah satu bentuk desain eksperimen yang dikembangkan dari true eksperimental design. Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Kenapa Menggunakan Jenis Penelitian Quasi Eksperimen?
Penggunaan jenis penelitian quasi eksperimen dapat disebabkan oleh beberapa alasan yang praktis dan kontekstual. Meskipun memiliki keterbatasan tertentu dibandingkan dengan eksperimen sejati, metode ini tetap memiliki manfaat yang signifikan terutama dalam situasi di mana eksperimen sejati sulit atau tidak mungkin dilakukan.
Beberapa alasan mengapa menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen antara lain:
1. Keterbatasan Etika
Terkadang, eksperimen sejati dengan pengacakan acak dapat melibatkan perlakuan atau intervensi yang tidak etis pada kelompok kontrol. Dalam kasus ini, quasi eksperimen memberikan alternatif yang memungkinkan penelitian dilakukan tanpa melanggar prinsip etika.
2. Keterbatasan Sumber Daya
Pelaksanaan eksperimen sejati seringkali memerlukan sumber daya yang signifikan, seperti waktu, dana, dan personel. Jika keterbatasan sumber daya menjadi hambatan, quasi eksperimen dapat menjadi solusi yang lebih terjangkau.
3. Keterbatasan Populasi
Jika populasi yang relevan untuk penelitian sangat terbatas dalam ukuran atau karakteristik, pengambilan sampel yang acak mungkin tidak memungkinkan. Dalam hal ini, menggunakan kelompok yang sudah ada dalam quasi eksperimen dapat memberikan data yang bermanfaat.
4. Pengaruh Variabel Eksternal yang Sulit Dikendalikan
Terkadang ada faktor-faktor eksternal yang sulit atau tidak mungkin dikendalikan dalam eksperimen sejati, seperti faktor lingkungan atau faktor historis. Dalam quasi eksperimen, peneliti dapat mencoba mengendalikan faktor-faktor ini sedapat mungkin meskipun tidak secara sempurna.
5. Studi Longitudinal
Dalam penelitian jangka panjang atau studi longitudinal, penggunaan eksperimen sejati mungkin tidak praktis. Dalam konteks ini, quasi eksperimen dapat memberikan wawasan yang lebih baik terhadap perubahan dalam waktu.
6. Studi dalam Kasus Unik
Dalam kasus-kasus di mana suatu peristiwa langka atau unik terjadi, eksperimen sejati mungkin sulit atau tidak mungkin. Quasi eksperimen dapat digunakan untuk memahami dampak dari peristiwa semacam ini.
Rumus dan Cara Melakukan Quasi Eksperimen
Quasi eksperimen merupakan pendekatan penelitian yang mencoba mendekati struktur eksperimen sejati, namun dengan kendala dalam pengacakan subjek ke kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Meskipun tidak ada rumus khusus untuk quasi eksperimen, berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat diikuti:
Langkah 1: Identifikasi Pertanyaan Penelitian
Tentukan pertanyaan penelitian Anda dengan jelas. Apa yang ingin Anda teliti? Apa hipotesis yang ingin Anda uji?
Langkah 2: Pilih Desain Quasi Eksperimen
Pilih desain quasi eksperimen yang paling sesuai dengan pertanyaan penelitian Anda. Beberapa desain yang umum digunakan termasuk desain one-group pretest-posttest, desain pretest-posttest non-equivalent control group, dan desain time-series.
Langkah 3: Pilih Subjek atau Kelompok yang Sesuai
Pilih subjek atau kelompok yang akan Anda telit, bisa berupa kelompok yang sudah ada, seperti kelas di sekolah atau unit dalam suatu organisasi.
Langkah 4: Identifikasi Variabel
Tentukan variabel independen dan variabel dependen.
Langkah 5: Pengukuran Pra-Intervensi (Pretest)
Lakukan pengukuran awal terhadap variabel dependen sebelum melakukan intervensi untuk membantu Anda memahami kondisi awal subjek.
Langkah 6: Intervensi atau Perlakuan
Lakukan intervensi atau perlakuan terhadap kelompok yang Anda pilih bisa berupa pemberian program, pelatihan, atau tindakan lainnya yang ingin Anda teliti.
Langkah 7: Pengukuran Pasca-Intervensi (Posttest)
Lakukan pengukuran terhadap variabel dependen setelah intervensi dilakukan.
Langkah 8: Analisis Data
Analisis data quasi eksperimen melibatkan perbandingan hasil pra-intervensi dan pasca-intervensi untuk melihat perubahan yang terjadi.
Langkah 9: Pertimbangkan Faktor Eksternal
Perhatikan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi hasil, seperti variabel pengganggu yang tidak terkendali.
Langkah 10: Kesimpulan
Tafsirkan hasil penelitian dengan hati-hati, dan perhatikan bahwa karena keterbatasan dalam pengacakan, interpretasi sebab-akibat mungkin lebih lemah dibandingkan eksperimen sejati.
Perbedaan Pre-eksperimen dan Quasi Eskperimen
Pre-eksperimen adalah jenis penelitian di mana peneliti melakukan intervensi atau perlakuan pada satu kelompok tanpa adanya kelompok kontrol yang sebanding atau tanpa membandingkan hasil pra-intervensi dan pasca-intervensi dengan kelompok kontrol yang tidak selalu melibatkan kelompok kontrol. Fokus utamanya adalah pada kelompok yang menerima perlakuan atau intervensi.
Sedangkan quasi eksperimen adalah pendekatan penelitian yang mencoba mendekati struktur eksperimen sejati dengan pengendalian variabel-variabel tertentu dan pengukuran efek perlakuan atau intervensi terhadap variabel dependen, tetapi tanpa pengacakan acak yang penuh, namun masih berusaha untuk membandingkan kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol yang sebanding.
Dari segi pengukuran, pre-eskperimen mungkin ada pengukuran pra-intervensi untuk mengamati kondisi awal subjek sebelum intervensi, sedangkan quasi eksperimen melibatkan pengukuran pra-intervensi untuk melihat perubahan sebelum dan setelah intervensi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Contoh Penelitian Quasi Eskperimen
Judul Penelitian: Pengaruh Pelatihan Keterampilan Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Tujuan Penelitian: Menilai dampak pelatihan keterampilan komunikasi terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan di sebuah perusahaan.
Desain Penelitian: Pretest-Posttest Non-Equivalent Control Group Design
Langkah-langkah Penelitian:
1. Pemilihan Kelompok
Peneliti memilih dua departemen di perusahaan sebagai kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Departemen A dipilih sebagai kelompok perlakuan, sementara Departemen B dipilih sebagai kelompok kontrol.
2. Pengukuran Pra-Intervensi
Sebelum pelatihan dilakukan, peneliti mengukur tingkat kepuasan kerja karyawan di kedua departemen menggunakan kuesioner. Data diambil sebagai nilai pra-intervensi.
3. Intervensi (Pelatihan)
Kelompok perlakuan (Departemen A) diberikan pelatihan keterampilan komunikasi selama dua minggu. Kelompok kontrol (Departemen B) tidak menerima pelatihan.
4. Pengukuran Pasca-Intervensi
Setelah pelatihan selesai, peneliti kembali mengukur tingkat kepuasan kerja di kedua departemen dengan menggunakan kuesioner yang sama. Data ini diambil sebagai nilai pasca-intervensi.
5. Analisis Data
Peneliti membandingkan perubahan tingkat kepuasan kerja antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji beda rata-rata atau analisis statistik lainnya.
6. Interpretasi Hasil
Dari analisis data, peneliti dapat menilai apakah pelatihan keterampilan komunikasi memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok, maka pelatihan tersebut dapat dianggap efektif dalam meningkatkan kepuasan kerja.
Semoga penjelasan tentang Quasi Eksperimen tersebut mudah dipahami ya dan pastinya bisa membantu penelitianmu.
Baca juga konten relevan dengan penelitian ini.
- Penelitian Eksperimen
- Desain Penelitian
- Metode Observasi dalam Penelitian
Penulis: Cynthia Paramitha
Tinggalkan komentar Batalkan balasan
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
Have a language expert improve your writing
Run a free plagiarism check in 10 minutes, generate accurate citations for free.
- Knowledge Base
Methodology
- Quasi-Experimental Design | Definition, Types & Examples
Quasi-Experimental Design | Definition, Types & Examples
Published on July 31, 2020 by Lauren Thomas . Revised on January 22, 2024.
Like a true experiment , a quasi-experimental design aims to establish a cause-and-effect relationship between an independent and dependent variable .
However, unlike a true experiment, a quasi-experiment does not rely on random assignment . Instead, subjects are assigned to groups based on non-random criteria.
Quasi-experimental design is a useful tool in situations where true experiments cannot be used for ethical or practical reasons.
Table of contents
Differences between quasi-experiments and true experiments, types of quasi-experimental designs, when to use quasi-experimental design, advantages and disadvantages, other interesting articles, frequently asked questions about quasi-experimental designs.
There are several common differences between true and quasi-experimental designs.
True experimental design | Quasi-experimental design | |
---|---|---|
Assignment to treatment | The researcher subjects to control and treatment groups. | Some other, method is used to assign subjects to groups. |
Control over treatment | The researcher usually . | The researcher often , but instead studies pre-existing groups that received different treatments after the fact. |
Use of | Requires the use of . | Control groups are not required (although they are commonly used). |
Example of a true experiment vs a quasi-experiment
However, for ethical reasons, the directors of the mental health clinic may not give you permission to randomly assign their patients to treatments. In this case, you cannot run a true experiment.
Instead, you can use a quasi-experimental design.
You can use these pre-existing groups to study the symptom progression of the patients treated with the new therapy versus those receiving the standard course of treatment.
Receive feedback on language, structure, and formatting
Professional editors proofread and edit your paper by focusing on:
- Academic style
- Vague sentences
- Style consistency
See an example
Many types of quasi-experimental designs exist. Here we explain three of the most common types: nonequivalent groups design, regression discontinuity, and natural experiments.
Nonequivalent groups design
In nonequivalent group design, the researcher chooses existing groups that appear similar, but where only one of the groups experiences the treatment.
In a true experiment with random assignment , the control and treatment groups are considered equivalent in every way other than the treatment. But in a quasi-experiment where the groups are not random, they may differ in other ways—they are nonequivalent groups .
When using this kind of design, researchers try to account for any confounding variables by controlling for them in their analysis or by choosing groups that are as similar as possible.
This is the most common type of quasi-experimental design.
Regression discontinuity
Many potential treatments that researchers wish to study are designed around an essentially arbitrary cutoff, where those above the threshold receive the treatment and those below it do not.
Near this threshold, the differences between the two groups are often so minimal as to be nearly nonexistent. Therefore, researchers can use individuals just below the threshold as a control group and those just above as a treatment group.
However, since the exact cutoff score is arbitrary, the students near the threshold—those who just barely pass the exam and those who fail by a very small margin—tend to be very similar, with the small differences in their scores mostly due to random chance. You can therefore conclude that any outcome differences must come from the school they attended.
Natural experiments
In both laboratory and field experiments, researchers normally control which group the subjects are assigned to. In a natural experiment, an external event or situation (“nature”) results in the random or random-like assignment of subjects to the treatment group.
Even though some use random assignments, natural experiments are not considered to be true experiments because they are observational in nature.
Although the researchers have no control over the independent variable , they can exploit this event after the fact to study the effect of the treatment.
However, as they could not afford to cover everyone who they deemed eligible for the program, they instead allocated spots in the program based on a random lottery.
Although true experiments have higher internal validity , you might choose to use a quasi-experimental design for ethical or practical reasons.
Sometimes it would be unethical to provide or withhold a treatment on a random basis, so a true experiment is not feasible. In this case, a quasi-experiment can allow you to study the same causal relationship without the ethical issues.
The Oregon Health Study is a good example. It would be unethical to randomly provide some people with health insurance but purposely prevent others from receiving it solely for the purposes of research.
However, since the Oregon government faced financial constraints and decided to provide health insurance via lottery, studying this event after the fact is a much more ethical approach to studying the same problem.
True experimental design may be infeasible to implement or simply too expensive, particularly for researchers without access to large funding streams.
At other times, too much work is involved in recruiting and properly designing an experimental intervention for an adequate number of subjects to justify a true experiment.
In either case, quasi-experimental designs allow you to study the question by taking advantage of data that has previously been paid for or collected by others (often the government).
Quasi-experimental designs have various pros and cons compared to other types of studies.
- Higher external validity than most true experiments, because they often involve real-world interventions instead of artificial laboratory settings.
- Higher internal validity than other non-experimental types of research, because they allow you to better control for confounding variables than other types of studies do.
- Lower internal validity than true experiments—without randomization, it can be difficult to verify that all confounding variables have been accounted for.
- The use of retrospective data that has already been collected for other purposes can be inaccurate, incomplete or difficult to access.
Here's why students love Scribbr's proofreading services
Discover proofreading & editing
If you want to know more about statistics , methodology , or research bias , make sure to check out some of our other articles with explanations and examples.
- Normal distribution
- Degrees of freedom
- Null hypothesis
- Discourse analysis
- Control groups
- Mixed methods research
- Non-probability sampling
- Quantitative research
- Ecological validity
Research bias
- Rosenthal effect
- Implicit bias
- Cognitive bias
- Selection bias
- Negativity bias
- Status quo bias
A quasi-experiment is a type of research design that attempts to establish a cause-and-effect relationship. The main difference with a true experiment is that the groups are not randomly assigned.
In experimental research, random assignment is a way of placing participants from your sample into different groups using randomization. With this method, every member of the sample has a known or equal chance of being placed in a control group or an experimental group.
Quasi-experimental design is most useful in situations where it would be unethical or impractical to run a true experiment .
Quasi-experiments have lower internal validity than true experiments, but they often have higher external validity as they can use real-world interventions instead of artificial laboratory settings.
Cite this Scribbr article
If you want to cite this source, you can copy and paste the citation or click the “Cite this Scribbr article” button to automatically add the citation to our free Citation Generator.
Thomas, L. (2024, January 22). Quasi-Experimental Design | Definition, Types & Examples. Scribbr. Retrieved September 9, 2024, from https://www.scribbr.com/methodology/quasi-experimental-design/
Is this article helpful?
Lauren Thomas
Other students also liked, guide to experimental design | overview, steps, & examples, random assignment in experiments | introduction & examples, control variables | what are they & why do they matter, "i thought ai proofreading was useless but..".
I've been using Scribbr for years now and I know it's a service that won't disappoint. It does a good job spotting mistakes”
- kilas balik
- Topik Pilihan
- Selamat Jalan Faisal Basri, Ekonom Penuh Integritas Itu Telah Pergi
- Bersahajanya Santo Bapa Fransiskus Saat di Jakarta
- Faisal Basri: Jangan Pernah Lelah Meningkatkan Kualitas Demokrasi
- Pilgub Jawa Timur dan Representasi Perempuan di Dunia Politik
- Kesederhanaan Paus Fransiskus di Indonesia
- Makna Diplomatik dan Pastoral Kunjungan Paus
Mengapa Malas Menulis Skripsi?
Rumah dengan Konsep Biophilic Design
Hijab dan Paskibraka, Menyusun Jembatan Bukan Dinding
Eksperimen Lari 150 Kilometer dalam 30 Hari
Panduan Menanyakan Kabar dalam Bahasa Sunda Selain Kumaha Damang?
Eksperimen Robot Ikan Biomimetik Institut Politeknik Universitas New York
Topik yang akan dibahas adalah terkait dengan hal-hal positif untuk memajukan pendidikan di Indonesia dan terkait pengetahuan umum positif lainnya.
Selanjutnya
Quasi Eksperimen: Nonequivalent Control Group Design Sebagai Panduan Teori Dalam Menyusun Skripsi
QUASI EXPERIMEN: NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESAIN SEBAGAI PANDUAN TEORI DALAM MENYUSUN SKRIPSI
A. metode eksperimen, b. quasi experiment design, c. jenis desain quasi experimen, d. teknik pengumpulan data, e. analisis data, daftar pustaka.
Abraham, I., Supriyati, Y. (2022). Desain Kuasi Eksperimen dalam Pendidikan : Literatur Review, Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME), Vol. 8, No. 3, Agustus 2022. 10.36312/jime.v8i3.3800/ http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME
Creswell, J., (2015). Riset Pendidikan perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif: Edisi Kelima. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hastjarjo, T., D. (2019). Rancangan Eksperimen-Kuasi Quasi-Experimental Design, Buletin Psikologi, Vol. 27, No. 2, 187 -- 203, 2019. 10.22146/buletinpsikologi.38619
Isnawan, M., G. (2020). Kuasi Eksperimen, Praya: Nashir Al-Kutub Indonesia.
Nurdin, dkk., (2019). Pemanfaatan video pembelajaran berbasis Geogebra untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMK. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 6 (1), 2019, 87-98. https://doi.org/10.21831/jrpm.v6i1.18421
Sugiyono. (2018). Metode PenelitianKuantitatif, Bandung: Alfabeta
Yulaekha, Sudana, Arief. (2017). Efektivitas Permainan Bingo dalam Pembelajaran Program Aplikasi Kelas VII SMP Negeri 25 Purworejo. Edu Komputika Journal, 4 (1) (2017).
quasi eksperimen
Nonequivalent control group design, kelas kontrol dan kelas eksperimen, artikel lainnya.
LAPORKAN KONTEN
Pre eksperimen vs. Quasi eksperimen: Duel Metode Penelitian yang Seru!
- 1.1 Pre Eksperimen
- 1.2 Quasi Eksperimen
- 2 Perbedaan Antara Pre Eksperimen dan Quasi Eksperimen
- 3.1 1. Apakah pre eksperimen dan quasi eksperimen sama?
- 3.2 2. Apa kelemahan pre eksperimen?
- 3.3 3. Apa manfaat dari quasi eksperimen?
- 4.1 Share this:
- 4.2 Related posts:
Jadi, pre eksperimen itu seperti apa sih? Pre eksperimen bisa dianggap sebagai metode penelitian versi ringan yang banyak digunakan dalam ilmu sosial. Misalnya, kamu ingin mencari tahu apakah penggunaan handphone di kelas dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Nah, dalam pre eksperimen, kamu hanya akan melakukan pengamatan sebelum dan sesudah pemberian treatment (misalnya, penggunaan handphone) kepada sekelompok siswa. Cara ini dikenal dengan sebutan “one-shot case study” karena hanya ada satu kelompok yang diamati.
Apa Itu Perbedaan Pre Eksperimen dan Quasi Eksperimen?
Pre eksperimen, quasi eksperimen, perbedaan antara pre eksperimen dan quasi eksperimen, faq (frequently asked questions), 1. apakah pre eksperimen dan quasi eksperimen sama, 2. apa kelemahan pre eksperimen, 3. apa manfaat dari quasi eksperimen, share this:, related posts:.
Mahir TTS: Menaklukkan Teka-Teki Susah Sekali dengan Santai
Contoh Iklan di Media Sosial: Menyasar Pasar Lebih Luas dan Lebih Efektif
Mengenal Lebih Dekat Torque Cam: “Jantung” Peningkat Performa Kendaraan
Leave a Reply Cancel reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
- Privacy Policy
- Syarat dan Ketentuan
- Vol 27, No 2 (2019)
Rancangan Eksperimen-Kuasi
Many studies in master psychology and professional psychology study programs used quasi-experimental methods, but there was no reference regarding quasi-experiments written in Indonesian. This article will fill in the blanks on reference to quasi-experimental methods. The article explains quasi-experimental design or non-randomized experimental design. According to Campbell quasi experimental design is divided into four types, namely (a) quasi-experimental design without control group or pretest, b) quasi experimental design with control group and pretest, c) time series design, and d) regression discontinuity design. Each type was broken down into a more specific design.
Ardyaksa, A. S., & Hastjarjo, T. D. (2016). Pengaruh film alternatif terhadap emosi. Gadjah Mada Journal of Psychology , 2 (1), 1-7. doi: 10.22146/ gamajop.31863
Asch, S. E. (1972). Group forces in the modifiction & distortion of judgment, In Edwin P. Hollender & Raymond G. Hunt (Eds.), Classical contibutions to social psychology , p. 330-339. New York: Oxford University Press
Barlow, D. H., & Hersen, M. (1984). Single-case experimental designs: Strategies for studying behavior change . 2 nd Edition. New York: Pergamon Press.
Campbell, D.T & Stanley, J. C. (1966). Experimental and quasi-experimental designs for research . Chicago: Rand McNally & Co.
Cook, T. D., & Campbell, D. T. (1979). Quasi-experimentation: Design & analysis issues for field settings . Boston: Houghton Mifflin Co.
Figlio, D., Holden, K. L., & Ozek, U. (2018). Do students benefit from longer school days?: Regression discontinuity evidence from Florida’s additional hour of literacy instruction. Economics of Education Review , 67, 171-183. doi: 10.1016/j.econedurev.2018.06.003
Firdausi, A. H., & Adiyanti, M. G. (2016). Pelatihan teknik asertivitas untuk meningkatkan self-esteem korban bullying . Gadjah Mada Journal of Profesional Psychology, 2 (1), 15-25. doi: 10.22146/gamajpp.32313
Fitriana, Q.A., & Hadjam, M. N. R. (2016). Meraih hidup bermakna: Logoterapi untuk menurunkan depresi pada perempuan korban KDRT. Gadjah Mada Journal of Profesional Psychology , 2 (1), 26-36. doi: 10.22146/ gamajpp.32315
Frese, M., Beimel, S., & Schoenborn, S. (2003). Action training for charismatic leadership: Two evaluations of studies of commercial training module on inspirational communication of a vision. Personnel Psychology , 56 , 671-697. doi: 10.1111/j.1744-6570.2003.tb00754.x
Hackman, J. R., Pearce, J. L., & Caminis, J. (1976). Effects of changes in job characteristics on work attitudes and behavior: A naturally-occuring quasi experiment. Technical Report No 13 . School of Organization and Behavior. Yale University. Diunduh dari www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/01037090.pdf 10 November 2018.
Hastjarjo, T. D. (1981). Studi eksperimental mengenai perilaku konformitas siswa SMA Pangudiluhur Sala . Skripsi (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Hastjarjo, T.D. (2010). Eksperimen-kuasi dan Generalisasi Inferensi Kausal. Makalah keynote speaker Konferensi Nasional Pertama Psikologi Eksperimen di Fakultas Psikologi UGM 27 Januari 2010.
Hastjarjo, T. D. (2011). Kausalitas menurut tradisi Donald Campbell. Buletin Psikologi , 19 (1), 1-15.
Hastjarjo, T. D. (2014). Rancangan eksperimen acak. Buletin Psikologi , 22 (2), 73-86. doi: 10.22146/bpsi.11455
Huelar, M. C. S. (2012). Two-four group educational research designs: Pretest-posttest Interaction, Switching Replication and Treatment Effect. International Journal of Arts & Sciences , 5 (5), 201-213.
Murti, H. A. S., & Hastjarjo, T. D. (2015). Permainan imajinatif berdasarkan metakognisi dalam belajar matematika. Gadjah Mada Journal of Psychology , 1 (1), 1-12.
Novitriami, Y., & Hastjarjo, T. D. (2015). Meningkatkan komitmen afektif melalui cerita sukses organisasi. Gadjah Mada Journal of Profesional Psychology , 1 (1), 18-32.
Proeschold-Bell, R. J., Hoeppner, B., Taylor, B., Cohen, S., Blouin, R., Stringfield, B., & Muir,J. (2011). An interrupted time series evaluation of a Hepatitis C intervention for persons with HIV. AIDS Behav , 15 , 1721-1731. doi: 10.1007’s10461-010-9870-1
Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell, D. T. (2002). Experimental and quasi-experimental designs for generalized causal inference. Boston: Houghton Mifflin Co.
Stockard, J. (2013). Merging the accountability and scientific research requirements of the no child left behind act: Using cohort control groups. Quality & Quantity , 47 , 2225-22257.
Yang, J. C., & Lin, Y. L. (2010). Development and evaluation of an interactive mobile learningenvironment with shared display groupware. Educational Technology & Society , 13 (1), 195–207.
- There are currently no refbacks.
- Focus and Scope
- Author Guidelines
- Publication Ethics
- Editorial Board
- Reviewer Acknowledgement
- Guidelines for Reviewers
- Peer Review Process
- Order Printed Version
- Indexing Sources
- Visitor Statistics
- Citation Analysis Scopus
- Download Manuscript Template
- Other Journals
- For Readers
- For Authors
- For Librarians
seni belajar untuk hidup
Metode Penelitian Eksperimen: Pengertian, Langkah & Jenis
Daftar Isi ⇅ show
Pengertian metode penelitian eksperimen.
Metode penelitian eksperimen adalah penelitian untuk mengetahui akibat dari perlakuan yang diberikan terhadap suatu hal yang sedang diteliti. Misalnya, ketika suatu benda disirami air, apa yang akan terjadi? Tentunya menjadi basah. Tingkat basahnya seperti apa? Seberapa banyak air yang terserap oleh benda? Apa pengaruh jangka panjangnya? Dsb.
Senada dengan pengertian di atas, metode penelitian eksperimen menurut Sugiyono (2018, hlm. 72) adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Kendali kondisi atau kontrol yang dimaksud biasanya dilakukan melalui bandingan langsung terhadap sesuatu yang tidak diberi perlakuan. Dengan demikian, dapat dilakukan komparasi secara langsung antara subjek yang diberi perlakuan dan subjek yang tidak diberi perlakuan. Dengan begitu, kita dapat benar-benar memastikan dan mencermati lebih dalam bahwa tindakan hanya benar-benar akan memberikan dampak atau pengaruh apabila dilakukan pda subjek.
Terkadang penelitian ini juga disebut dengan metode penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang bersifat prediktif, yaitu meramalkan akibat dari suatu manipulasi terhadap variabel terikatnya (Latipun, 2015, hlm. 8). Artinya penelitian ini biasa dilakukan dengan asumsi dasar atau hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya, untuk kemudian dibuktikan kebenarannya melalui tindakan atau kondisi yang terkendalikan.
Metode Penelitian Eksperimen Menurut Para Ahli
Melengkapi penjelasan di atas, berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai definisi atau pengertian dari penelitian eksperimen.
Suharsimi Arikunto
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) anatar dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-fakor lain yang mcngganggu (Arikunto, 2019, hlm. 9).
Hamid Darmadi
Menurut Darmadi (2014, hlm. 17) eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol.
Nana Syaodih Sukmadinata
Metode eksperimen dapat diartikan sebagai pendekatan penelitian kuantitatif yang yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat (Sukmadinata, 2017, hlm. 95).
Langkah Langkah Metode Penelitian Eksperimen
Sebetulnya, langkah dari eksperimen sendiri tergantung dari desain atau jenis eksperimennya itu sendiri. Berbagai jenis akan memiliki langkah yang berbeda. Namun, secara umum langkah metode penelitian hampir mirip dengan jenis penelitian lain. Langkah langkah metode penelitian eksperimen akan meliputi beberapa poin di bawah ini.
- Tahap persiapan , perancangan eksperimen (desain apa yang akan digunakan, dsb), studi pustaka, hina pembuatan instrumen penelitian.
- Pelaksanaan penelitian , tahap ini dalam eksperimen setidaknya akan terbagi menjadi dua, yakni: a) Pretest yang melakukan suatu hal tanpa diberi perlakuan atau disebut dengan studi kontrol; b) Post-test , yakni melakukan suatu hal dengan diberi perlakuan sesuai dengan rancangan eksperimen.
- Pengolahan dan analisis data , tahap ini menginterpretasikan hasil eksperimen yang telah dilakukan. Data dapat disajikan terlebih dahulu melalui tabel atau chart, kemudian mengaplikasikan teknik pengolahan data yang akan digunakan seperti penggunaan rumus statistik untuk menentukan pengaruh, dsb.
Jenis Jenis Metode Penelitian Eksperimen
Menurut Indrawan (2016, hal. 57) banyak desain eksperimen yang bisa dipilih, macam macam desain metode penelitian eksperimen tersebut mengendalikan kontaminasi hubungan antara variabel bebas dan terikat sedemikian rupa. Desain yang diterima secara luas berdasarkan pada karakteristik kontrol, adalah pra-eksperimen, eksperimen semu, dan eksperimen penuh.
Sementara itu menurut Sugiyono (2017, hlm. 108) beberapa jenis atau bentuk desain eksperimen meliputi: 1) pre-eksperimental designs (nondesigns), 2) tua eksperimental designs, 3) factorial designs, dan 4) quasi eksperimental designs. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing bentuk.
Pre-Experimental Designs (Desain Pra-Eksperimen)
Disebut pra-eksperimen karena jenis ini belum dapat bisa dikatakan eksperimen sungguh-sungguh (Sugiyono, 2018, hlm. 109). Mengapa? Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen dan dilewatkan dalam bentuk ini. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara acak.
Mudahnya, desain pra-eksperimen menerapkan perlakuan kepada subjek penelitian tanpa adanya kelompok kontrol (bandingan yang tidak diberi perlakuan). Selain itu, pra-eksperimen proses penelitiannya fokus pada dampak perubahan dari perlakuan subjek penelitian yang diamati (Indrawan, 2016, hal. 57).
Terdapat beberapa bentuk pare-experimental desing meliputi: 1) One-shot Case Study; 2) One-group Pretest-posttest design; 3) One Group pretest-posttest design, dan 4) Intact-group comparison. Masing-masing varian melibatkan ada atau tidak adanya variabel kontrol dan pemilihan sampel random dalam rancangannya.
True Experimental Design
Berbeda dengan pre-experimental, dalam jenis eksperimen ini, eksperimen benar-benar dilaksanakan. Peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen, dengan demikian validitas internal atau kualitas pelaksanaan rancangan penelitian dapat diandalkan (Sugiyono, 2018, hlm. 112). Desain ini dibagi menjadi Posttest-Only Control Design, dan Pretest-posttest Control Group design.
Factorial Design
Menurut Sugiyono (2017, hlm. 113) eksperimen desain faktorial merupakan modifikasi dari true eksperimental design , yakni dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil variabel (dependen).
Metode Penelitian Eksperimen Semu/Kuasi ( Quasi Experimental Design )
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari tua eksperimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2018, hlm. 114). Misalnya dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin menggunakan sebagian karyawan untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru, sebagian tidak.
Desain eksperimen kuasi adalah desain eksperimen yang melakukan kontrol terhadap beberapa variabel non eksperimental dan ada kelompok kontrol sebagai kelompok komparatif untuk memahami efek perlakuan (Latipun, 2015, hlm. 82).
Metode kuasi disebut pula dengan metode penelitian semu. Mengapa? menurut Syamsuddin dan Vismaia (2011, hlm. 23) Metode penelitian eksperimen semu adalah penelitian yang sifatnya mendekati penelitian eksperimen, tidak dapat dikatakan benar-benar eksperimen, karena subjek penelitiannya adalah manusia yang berarti subjek tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara intensif.
Jenis penelitian eksperimen semu banyak digunakan dalam bidang pendidikan atau bidang lainnya yang melibatkan manusia sebagai subjek penelitiannya. Terdapat dua benatu desain aus eksperimen, yakni Time-series Design, dan Nonequivalent Control Group design .
Tujuan dari penelitian eksperimen kuasi adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan dari informasi yang dapat diperoleh dari eksperimen yang sesungguhnya dengan keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan (Suryabrata, 2018, hlm. 58).
- AR Syamsuddin, dan Damaianti S Vismaia. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda Karya.
- Arikunto, Suharsimi. (2019). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
- Darmadi, Hamid. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
- Indrawan, R. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen Pembangunan, dan Pendidikan (Revisi). Bandung: PT Refika Aditama.
- Latipun. (2015). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
- Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta.
- Sukmadinata, Nana Syaodih. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
- Suryabrata, S. (2018). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Artikel Terkait
Join the conversation.
Terima kasih, sangat bermanfaat
ada innote sugiono tapi kok g ada di daftar rujukan ya?
sudah diperbaiki ya, terima kasih laporannya.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.
Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.
Leave a comment
perbedaan quasi eksperimen dan true eksperimen
administrator 4 October 2023 Berita Umum
Pendahuluan
Sahabat Onlineku, dalam dunia penelitian ilmiah, ada dua metode yang sering digunakan untuk menguji hipotesis yaitu quasi eksperimen dan true eksperimen. Kedua metode ini memiliki perbedaan yang penting dalam hal desain, kontrol variabel, dan generalisasi hasil. Pemahaman akan perbedaan ini sangatlah penting agar penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan temuan yang valid dan dapat diandalkan. Artikel ini akan membahas perbedaan antara quasi eksperimen dan true eksperimen secara detail, sehingga Anda dapat memilih metode yang paling sesuai untuk penelitian Anda.
1. Definisi
Quasi eksperimen merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan untuk mempelajari efek dari suatu tindakan atau perlakuan terhadap kelompok yang telah ada sebelumnya, tanpa melakukan acak kelompok secara keseluruhan. True eksperimen, di sisi lain, merupakan metode penelitian yang melibatkan pengelompokan acak peserta atau objek penelitian ke dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
2. Desain Penelitian
Dalam quasi eksperimen, peneliti tidak memiliki kontrol penuh terhadap variabel yang ada, karena peserta atau objek penelitian telah ada sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti sering kali tidak dapat mengontrol variabel-variabel yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian. Di sisi lain, true eksperimen memungkinkan peneliti untuk memiliki kontrol penuh terhadap variabel-variabel yang ada, sehingga dapat menjamin validitas dan reliabilitas hasil penelitian.
3. Pengaruh Variabel Tidak Diinginkan
Dalam quasi eksperimen, adanya variasi peserta atau objek penelitian yang telah ada sebelumnya dapat menyebabkan adanya pengaruh variabel yang tidak diinginkan. Hal ini dapat mengganggu validitas hasil penelitian. True eksperimen, pada sisi lain, meminimalkan pengaruh variabel-variabel tidak diinginkan dengan menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding.
4. Validitas Internal
Quasi eksperimen sering kali memiliki validitas internal yang lebih rendah dibandingkan dengan true eksperimen. Hal ini dikarenakan quasi eksperimen tidak dapat mengontrol variabel-variabel yang ada dengan baik. True eksperimen, di sisi lain, memiliki validitas internal yang lebih tinggi karena adanya kontrol yang lebih baik terhadap variabel-variabel yang ada.
5. Generalisabilitas
Quasi eksperimen biasanya memiliki generalisabilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan true eksperimen. Hal ini dikarenakan adanya variasi peserta atau objek penelitian yang telah ada sebelumnya, sehingga hasil penelitian mungkin tidak dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih luas. True eksperimen, pada sisi lain, memiliki generalisabilitas yang lebih tinggi karena peserta atau objek penelitian dipilih secara acak.
6. Biaya dan Waktu
Quasi eksperimen sering kali lebih murah dan membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan true eksperimen. Hal ini dikarenakan quasi eksperimen tidak membutuhkan proses acak kelompok yang memakan waktu dan biaya. Namun, hasil penelitian dari quasi eksperimen sering kali lebih sulit diinterpretasikan karena adanya variabel-variabel yang tidak dikendalikan. True eksperimen, di sisi lain, membutuhkan biaya dan waktu yang lebih besar, tetapi dapat menghasilkan temuan yang lebih valid dan dapat diandalkan.
7. Kesimpulan
Dalam memilih metode penelitian yang sesuai, penting untuk mempertimbangkan perbedaan antara quasi eksperimen dan true eksperimen. Quasi eksperimen cocok digunakan ketika kurangnya kontrol terhadap variabel-variabel yang ada dapat diterima dan hasil penelitian masih dapat memberikan kontribusi yang berarti. True eksperimen, di sisi lain, lebih cocok digunakan ketika validitas dan generalisabilitas hasil penelitian menjadi prioritas. Dengan memahami perbedaan ini, Anda dapat melakukan penelitian yang lebih berkualitas dan mendapatkan temuan yang bernilai.
Perbedaan | Quasi Eksperimen | True Eksperimen |
---|---|---|
Definisi | Metode penelitian yang mempelajari efek perlakuan terhadap kelompok yang telah ada | Metode penelitian yang memperlakukan kelompok secara acak ke dalam kelompok perlakuan dan kontrol |
Kontrol Variabel | Tidak memiliki kontrol penuh terhadap variabel yang ada | Mempunyai kontrol penuh terhadap variabel yang ada |
Variabel Tidak Diinginkan | Adanya variasi peserta atau objek penelitian yang telah ada sebelumnya | Penggunaan kelompok kontrol untuk meminimalkan pengaruh variabel tidak diinginkan |
Validitas Internal | Lebih rendah | Lebih tinggi |
Generalisabilitas | Lebih rendah | Lebih tinggi |
Biaya dan Waktu | Lebih murah dan membutuhkan waktu lebih singkat | Lebih mahal dan membutuhkan waktu lebih lama |
Frequently Asked Questions (FAQ)
1. apa perbedaan antara quasi eksperimen dan true eksperimen.
Quasi eksperimen merupakan metode penelitian yang mempelajari efek perlakuan terhadap kelompok yang telah ada, sedangkan true eksperimen memperlakukan kelompok secara acak ke dalam kelompok perlakuan dan kontrol.
2. Apakah quasi eksperimen bisa mengontrol variabel-variabel yang ada?
Tidak, quasi eksperimen tidak memiliki kontrol penuh terhadap variabel-variabel yang ada.
3. Apa saja pengaruh variabel tidak diinginkan dalam quasi eksperimen?
Pengaruh variabel tidak diinginkan dalam quasi eksperimen dapat berasal dari variasi peserta atau objek penelitian yang telah ada sebelumnya.
4. Mengapa validitas internal quasi eksperimen lebih rendah?
Karena quasi eksperimen tidak dapat mengontrol variabel-variabel yang ada dengan baik.
5. Apakah hasil penelitian quasi eksperimen dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih luas?
Tidak, hasil penelitian quasi eksperimen memiliki generalisabilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan true eksperimen.
6. Bagaimana dengan biaya dan waktu dalam kedua metode penelitian ini?
Quasi eksperimen lebih murah dan membutuhkan waktu yang lebih singkat, sedangkan true eksperimen lebih mahal dan membutuhkan waktu yang lebih lama.
7. Kapan sebaiknya menggunakan quasi eksperimen dan true eksperimen?
Quasi eksperimen cocok digunakan ketika kurangnya kontrol terhadap variabel-variabel yang ada dapat diterima dan hasil penelitian masih dapat memberikan kontribusi yang berarti. True eksperimen lebih cocok digunakan ketika validitas dan generalisabilitas hasil penelitian menjadi prioritas.
Setelah mempelajari perbedaan antara quasi eksperimen dan true eksperimen, kita dapat menyimpulkan bahwa kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Quasi eksperimen lebih fleksibel dan hemat biaya, tetapi hasilnya mungkin kurang valid dan tidak dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih luas. Di sisi lain, true eksperimen lebih valid dan generalisable, tetapi membutuhkan biaya dan waktu yang lebih besar.
Sebagai peneliti, penting untuk memilih metode yang paling sesuai dengan pertanyaan penelitian dan sumber daya yang tersedia. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat melakukan penelitian yang lebih berkualitas dan memberikan kontribusi yang berarti dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Selamat melakukan penelitian yang bermanfaat dan tetap semangat, Sahabat Onlineku!
*Disclaimer: Artikel ini hanya menyediakan informasi umum dan tidak dimaksudkan sebagai saran profesional. Sebelum melakukan penelitian, selalu konsultasikan dengan ahli terkait.
Artikel Terkait
Perbedaan 1 kata dan 1 kalimat.
19 August 2024
perbedaan 1 phase dan 2 phase
Perbedaan 10r dan 10rs.
Penelitian Eksperimen: Pengertian, Jenis, Desain, Metode dan Contoh
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang paling familiar di berbagai bidang. Hal ini terjadi karena penelitian eksperimen merupakan salah satu penelitian ilmiah klasik, yang pasti setiap orang telah mulai mengenalnya saat duduk di bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Sebenarnya apa itu penelitian eksperimen? Apakah jenis penelitian eksperimen? Ada berapa jenis desain penelitian eksperimen? Bagaimana metode penelitian eksperimen? Dan seperti apakah contoh penelitian eksperimen? Untuk mengetahui semuanya itu, mari kita simak penjelasannya di bawah ini ya.
- 1.1 Variabel
- 1.2 Setting
- 1.3 Multivariabel
- 2 Jenis Penelitian Eksperimen
- 3.1 Desain Penelitian Pre-eksperimental
- 3.2 Desain Penelitian Quasi-eksperimental
- 3.3 True Experimental Research Design
- 4.1 Langkah 1: Definisikan pertanyaan dan variabel penelitian
- 4.2 Langkah 2: Tuliskan hipotesismu
- 4.3 Langkah 3: Desain perlakuan eksperimental
- 4.4.1 Randomisasi
- 4.4.2 Independent vs. Repeated Measures
- 5.1 Pertanyaan Penelitian
- 5.2 Variabel Bebas dan Variabel Terikat
- 5.3 Variabel Pengganggu dan Cara Mengontrolnya
- 5.4 Diagram
- 5.5 Hipotesis
- 5.6 Desain Variabel Bebas
- 5.7 Randomisasi
- 5.8 Independent vs. Repeated Measures
- 6 Pemahaman Akhir
Pengertian Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan pendekatan ilmiah terhadap suatu penelitian dimana satu atau lebih variabel bebas diaplikasikan kepada satu atau lebih variabel terikat untuk kemudian mengukur efeknya. Efek dari variabel bebas terhadap variabel terikat ini diamati dan dicatat dalam waktu tertentu sehingga peneliti dapat mengambil kesimpulan mengenai hubungan antara 2 jenis variabel tersebut.
Karakteristik dari penelitian eksperimen adalah sebagai berikut:
Penelitian eksperimen memiliki variabel terikat, bebas, dan perancu. Variabel terikat merupakan variabel yang diberi perlakuan dan terkadang disebut sebagai subjek penelitian. Sedangkan variabel bebas adalah perlakuan yang dimanipulasi kemudian diberikan pada variabel terikat. Sedangkan variabel perancu adalah faktor lain yang dapat memengaruhi eksperimen serta berkontribusi terhadap perubahan yang ada.
Karakteristik ini menunjukkan dimana eksperimen dilakukan. Kebanyakan eksperimen dilakukan di dalam laboratorium, dimana variabel perancu dapat dieliminasi melalui adanya kontrol. Sedangkan penelitian eksperimen lain juga diadakan pada setting yang kurang bisa dikontrol. Pemilihan setting ini disesuaikan dengan penelitian eksperimen yang akan dilakukan.
Multivariabel
Jumlah variabel dalam penelitian eksperimen tidak memiliki batas. Penelitian eksperimen dapat memiliki variabel bebas yang multipel, misalnya waktu, skor, dan lain sebagainya.
Jenis Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen termasuk jenis penelitian kuantitatif. Dalam jenis penelitian eksperimen, data yang dikumpulkan dan dianalisis berupa data numerik. Data tersebut dapat digunakan untuk menemukan pola dan rata-rata, membuat prediksi, menguji adanya hubungan sebab akibat, dan menggeneralisir hasil untuk populasi yang lebih luas.
Keuntungan dari penelitian kuantitatif meliputi kemudahan dalam replikasi karena adanya protokol pengumpulan data yang terstandar. Penelitian dapat dilakukan pada populasi dan waktu yang berbeda kemudian hasil dapat dibandingkan secara statistik. Sampel dalam penelitian kuantitatif juga cukup besar sehingga dapat diproses dan dianalisis menggunakan prosedur yang reliabel dan konsisten. Dalam penelitian jenis ini juga terdapat uji hipotesis.
Sedangkan beberapa kelemahannya yaitu bersifat superfisial, terdapat bias struktural, fokus yang sempit, serta kurangnya konteks karena tidak mempertimbangkan faktor lain yang dapat memengaruhi pengumpulan data maupun hasil.
Desain Penelitian Eksperimen
Jenis dari desain penelitian eksperimen ditentukan oleh bagaimana cara peneliti mengatur subjek ke dalam kondisi dan kelompok yang berbeda. Terdapat tiga jenis desain penelitian eksperimen, yaitu pre-eksperimental, quasi-eksperimental, dan true experimental research .
Desain Penelitian Pre-eksperimental
Pada desain penelitian pre-eksperimental, baik satu atau berbagai kelompok variabel terikat diamati untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari aplikasi suatu variabel bebas yang sebelumnya dianggap dapat menyebabkan perubahan. Desain ini merupakan yang desain penelitian eksperimen yang paling sederhana dan tidak terdapat kelompok kontrol. Lebih lanjut lagi, desain penelitian ini dibagi menjadi tiga:
1. One-shot Case Study Research Design
Dalam penelitian eksperimen jenis ini, hanya ada satu kelompok variabel terikat yang dipertimbangkan. Penelitiannya dilakukan setelah memberikan beberapa perlakuan yang sebelumnya dianggap menimbulkan perubahan, sehingga desain ini merupakan suatu posttest study .
2. One-group Pretest-posttest Research Design
Desain penelitian ini mengkombinasikan posttest dan pretest study dengan mengadakan suatu tes pada satu kelompok sebelum diberi perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Pretest dilakukan pada awal penelitian dan posttest diberikan saat penelitian selesai.
3. Static-group Comparison
Pada desain ini, 2 atau lebih kelompok diberikan pengawasan, dimana hanya ada satu kelompok yang diberi perlakuan. Kelompok sisanya dibiarkan statis tanpa diberi perlakuan khusus. Semua kelompok yang ada kemudian diberikan posttest , kemudian adanya perbedaan yang tampak diantara kelompok-kelompok tersebut diasumsikan sebagai hasil dari perlakuan yang diberikan.
Desain Penelitian Quasi-eksperimental
Kata “quasi” memilik arti parsial, setengah, atau pseudo (palsu). Sehingga penelitian quasi-eksperimental memiliki kemiripan dengan true experimental research , tetapi tidak sama. Pada quasi-eksperimen, partisipan tidak dipilih secara acak, sehingga desain penelitian ini digunakan pada kondisi dimana randomisasi sulit atau tidak mungkin dilakukan.
True Experimental Research Design
Desain penelitian ini bergantung pada analisis statistik untuk menerima atau menolak hipotesis. True experimental research design merupakan desain penelitian eksperimen yang paling akurat dan dapat dilakukan dengan atau tanpa pretest pada paling tidak 2 kelompok subjek variabel terikat yang dipilih secara acak.
True experimental research design harus memiliki kelompok kontrol, variabel yang dapat dimanipulasi oleh peneliti, dan distribusinya harus secara acak atau random. Klasifikasi dari desain penelitian ini meliputi:
1. The Posttest-only Control Group Design
Desain ini memilih subjek secara acak atau random dan dikelompokkan menjadi 2 kelompok (kontrol dan eksperimental), dan hanya kelompok ekperimental yang diberi perlakuan. Setelah observasi mendalam, kedua kelompok diberi post-test , dan suatu kesimpulan diambil dari perbedaan yang terjadi di antara kedua kelompok.
2. The Pretest-posttest Control Group Design
Pada desain kelompok kontrol ini, subjek dipilih dan dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, kemudian kedua kelompok diberi pretest , namun hanya kelompok eksperimental yang diberikan perlakuan. Di akhir penelitian, kedua kelompok diberi post-test untuk mengukur derajat perubahan di tiap kelompok.
3. Solomon Four-group Design
Desain ini merupakan kombinasi dari pretest-only dan pretest-posttest control groups . Dalam desain ini, subjek yang telah dipilih secara acak atau random ditempatkan menjadi 4 kelompok. Dua kelompok pertama diuji menggunakan metode posttest-only , sementara dua kelompok yang lain diuji menggunakan metode pretest-posttest .
Metode Penelitian Eksperimen
Metode penelitian eksperimen memungkinkan peneliti memanipulasi satu atau lebih variabel bebas dan mengukur efeknya pada satu atau lebih variabel terikat. Desain eksperimental berarti membuat suatu set prosedur untuk menguji hipotesis.
Suatu desain eksperimental yang baik membutuhkan pemahaman yang kuat mengenai apa yang akan diteliti. Terdapat beberapa langkah dalam menyusun suatu metode penelitian eksperimen. Pertama adalah mempertimbangkan variabel-variabel dan bagaimana mereka saling terkait. Dengan cara ini maka kamu dapat membuat prediksi yang spesifik dan dapat diuji.
Seberapa luas dan jelas kamu memvariasikan variabel bebas akan menentukan tingkat ketelitian dan validitas eksternal dari hasil yang didapat. Keputusan mengenai randomisasi atau pengacakan, kontrol eksperimental, serta independent vs repeated-measures designs akan menentukan validitas internal dari eksperimenmu.
Langkah-langkah dalam metode penelitian eksperimen akan dibahas lebih lanjut sebagai berikut:
Langkah 1: Definisikan pertanyaan dan variabel penelitian
Kamu harus memulai dengan memikirkan pertanyaan penelitian yang spesifik. Perlu beberapa waktu untuk membaca berbagai referensi dalam bidang penelitian terkait untuk mengenali adanya knowledge gaps dan untuk menemukan pertanyaan yang menarik bagimu.
Untuk mengubah pertanyaan penelitian menjadi hipotesis eksperimental, kamu perlu menentukan variabel utama dan membuat prediksi mengenai keterkaitannya. Yang pertama yaitu menentukan variabel bebas dan variabel terikat. Kemudian pikirkan mengenai variabel pengganggu yang mungkin kemudian pertimbangkan bagaimana kamu dapat mengontrolnya dalam eksperimenmu.
Terakhir, satukan variabel-variabel tersebut dalam sebuah diagram. Gunakan panah untuk menunjukkan kemungkinan hubungan antar variabel dan arah hubungan yang diperkirakan.
Langkah 2: Tuliskan hipotesismu
Setelah memiliki pemahaman konseptual yang kuat mengenai sistem yang sedang diteliti, kamu harus menuliskan hipotesis yang spesifik dan dapat diuji terkait pertanyaan penelitianmu.
Langkah selanjutnya menjelaskan mengenai eksperimental terkontrol yang paling sering dilakukan. Dalam desain ini, kamu harus bisa memanipulasi variabel bebas dengan sistematis dan tepat, mengukur variabel terikat dengan tepat, dan mengontrol setiap variabel pengganggu yang mungkin ada.
Langkah 3: Desain perlakuan eksperimental
Bagaimana kamu memanipulasi variabel bebas dapat memengaruhi validitas eksternal eksperimen. Hal tersebut menentukan hasil penelitian mana yang dapat digeneralisasikan dan diaplikasikan lebih luas. Pertama, kamu perlu menentukan seberapa luas variasi dari variabel bebas. Yang kedua kamu perlu memilih seberapa detail kamu memvariasikan variabel bebasmu.
Langkah 4: Tempatkan subjek dalam kelompok perlakuan
Bagaimana kamu mengaplikasikan perlakuan eksperimen kepada subjek perlakuan sangat penting untuk mendapatkan hasil yang valid dan reliabel. Pertama, kamu harus mempertimbangkan ukuran sampel penelitian, yaitu seberapa banyak individu yang akan dimasukkan dalam eksperimen. Secara umum, semakin banyak subjek yang terlibat, maka semakin besar kekuatan statistik dari eksperimen, yang menentukan seberapa tingkat kepercayaan dari hasil yang didapat.
Kemudian kamu perlu menempatkan subjek secara acak ke dalam kelompok perlakuan. Setiap kelompok menerima kadar perlakuan yang berbeda. Kamu juga perlu menyediakan kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan. Kelompok kontrol ini menggambarkan apa yang akan terjadi pada subjek jika tidak diberikan intervensi eksperimental apapun.
Saat menempatkan subjek ke dalam kelompok-kelompok tersebut, terdapat dua pilihan utama yang dapat dibuat: completely randomized design vs randomized block design atau independent measures design vs repeated measures design .
Randomisasi
Dalam completely randomized design , setiap subjek ditempatkan dalam suatu kelompok perlakuan secara acak. Sedangkan pada randomized block design (atau dikenal juga sebagai stratified random design ), subjek dikelompokkan terlebih dahulu menjadi beberapa kelompok berdasarkan karakteristik yang sama, kemudian kelompok-kelompok tersebut diberikan perlakuan secara acak.
Terkadang randomisasi dianggap tidak praktis atau tidak etis, sehingga peneliti memilih desain randomisasi parsial atau yang tidak dirandomisasi. Desain eksperimental tanpa adanya randomisasi disebut desain quasi-eksperimental.
Independent vs. Repeated Measures
Dalam independent measures design (dikenal juga sebagai between-subjects design atau classic ANOVA design ), individu hanya menerima satu jenis perlakuan eksperimen. Sedangkan dalam repeated measures design (dikenal juga sebagai within-subjects design atau repeated-measures ANOVA design ), tiap individu menrima semua jenis perlakuan eksperimen secara berturut-turut, kemudian respons mereka pada tiap perlakuan diukur.
Repeated measures design biasanya dipilih untuk desain eksperimental dimana hasilnya muncul secara perlahan dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Respons pada individu diukur secara bertahap untuk mengetahui efek yang mulai muncul.
Counterbalancing (randomisasi atau membalik urutan perlakuan diantara subjek) juga sering dilakukan pada repeated-measures design untuk memastikan bahwa urutan pemberian perlakuan tidak memengaruhi hasil eksperimen.
Dua Contoh Penelitian Eksperimen
Setelah mengetahui jenis penelitian eksperimen, desain penelitian eksperimen, dan juga bagaimana langkah-langkah dalam membuat penelitian eksperimen, berikut akan diberikan dua contoh penelitian eksperimen. Yang pertama mengenai ilmu kesehatan dan yang kedua di bidang ekologi.
Pertanyaan Penelitian
Penggunaan telepon genggam dan tidur
Kamu ingin tahu bagaimana penggunaan telepon genggam sebelum tidur memengaruhi pola tidur. Secara spesifik, kamu bertanya mengenai bagaimana durasi penggunaan telepon genggam seseorang sebelum tidur memengaruhi durasi tidur.
Suhu dan respirasi tanah
Kamu ingin tahu bagaimana suhu dapat memengaruhi respirasi tanah. Secara spesifik, kamu bertanya mengenai bagaimana peningkatan suhu udara di sekitar permukaan tanah memengaruhi kadar karbon dioksida (CO2) yang direspirasikan dari tanah.
Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Penggunaan telepon genggam dan tidur | Durasi penggunaan telepon genggam sebelum tidur dalam menit | Durasi tidur tiap malam dalam jam |
---|---|---|
Suhu dan respirasi tanah | Suhu udara di permukaan tanah | CO2 yang direspirasikan dari tanah |
Variabel Pengganggu dan Cara Mengontrolnya
pada pola tidur antar individu. | mengukur perbedaan rata-rata antara durasi tidur dengan penggunaan telepon genggam secara individu, bukan terhadap rata-rata total durasi tidur di tiap kelompok perlakuan. | |
juga memengaruhi respirasi, dan kelembaban dapat berkurang dengan peningkatan suhu. | amati kelembaban tanah dan tambahkan air untuk memastikan kelembaban tanah konsisten di semua subjek. |
Berikut merupakan diagram yang menggambarkan hubungan dari tiap variabel dalam penelitian.
Dalam diagram tersebut diprediksikan bahwa peningkatan durasi penggunaan telepon genggam memiliki korelasi negatif dengan durasi tidur, sedangkan pengaruh natural variation terhadap durasi tidur tidak diketahui.
Diprediksikan bahwa suhu dan respirasi tanah memiliki korelasi positif, sedangkan suhu dan kelembaban tanah memiliki korelasi negatif. Selain itu penurunan kelembaban tanah akan menurunkan respirasi tanah.
Penggunaan telepon genggam sebelum tidur tidak memiliki korelasi dengan durasi tidur seseorang. | Peningkatan durasi penggunaan telepon genggam mengakibatkan berkurangnya durasi tidur. | |
Suhu udara tidak memiliki korelasi dengan respirasi tanah. | Peningkatan suhu udara menyebabkan peningkatan respirasi tanah. |
Desain Variabel Bebas
Durasi penggunaan telepon genggam
Terdapat dua pilihan dalam mendesain variabel ini, yang pertama sebagai data kategorik, baik sebagai dikotomik (ya/tidak) atau bertingkat (tidak ada penggunaan telepon genggam, durasi rendah, dan durasi tinggi). Sedangkan yang kedua sebagai data numerik (lama penggunaan telepon genggam diukur dan dinyatakan dalam menit setiap malam).
Mengatur suhu tanah
Kamu dapat menentukan seberapa banyak kamu akan meningkatkan suhu udara, apakah hanya sedikit di atas normal atau lebih tinggi lagi berdasarkan pertimbangan tertentu.
Semua subjek secara acak diberi perlakuan dengan kadar berbeda yang ditentukan menggunakan suatu . | Subjek awalnya dikelompokkan berdasarkan usia, kemudian perlakuan diberikan secara acak pada kelompok-kelompok tersebut. | |
Peningkatan suhu tanah diberikan secara random menggunakan untuk menentukan area tanah yang akan diintervensi. | Tanah dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan rata-rata curah hujan, kemudian intervensi diberikan secara acak pada kelompok-kelompok tersebut. |
Subjek secara acak ditempatkan dalam kelompok penerima kadar perlakuan tertentu (rendah, medium, atau tinggi) selama eksperimen berlangsung. | Subjek diberi intervensi secara berturut-turut dari penggunaan telepon genggam kadar rendah, medium, dan tinggi, dengan urutan kadar yang diberikan ditentukan secara acak. | |
Peningkatan suhu ditentukan secara acak dan tanah yang diberi intervensi tersebut dijaga agar selalu dalam kondisi yang stabil hingga akhir eksperimen. | Setiap plot tanah menerima peningkatan suhu yang berbeda-beda (1, 3, 5, 8, dan 10 derajat celcius di atas suhu normal) secara bertahap dan urut selama eksperimen, dengan urutan peningkatan suhunya ditentukan secara acak. |
Pemahaman Akhir
Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian ilmiah klasik yang sangat familiar di berbagai bidang. Ini disebabkan oleh kemampuannya untuk menguji hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan variabel terikat.
Penelitian eksperimen melibatkan pengaplikasian satu atau lebih variabel bebas pada satu atau lebih variabel terikat untuk mengukur efeknya. Variabel terikat adalah variabel yang diberi perlakuan, variabel bebas adalah perlakuan yang dimanipulasi, dan variabel perancu adalah faktor lain yang dapat memengaruhi hasil eksperimen.
Terdapat tiga jenis desain penelitian eksperimen: pre-eksperimental, quasi-eksperimental, dan true experimental research. Desain pre-eksperimental adalah yang paling sederhana dan tidak memiliki kelompok kontrol. Desain quasi-eksperimental digunakan ketika randomisasi sulit dilakukan. Sedangkan true experimental research design adalah yang paling akurat dan melibatkan kelompok kontrol dan randomisasi.
Metode penelitian eksperimen melibatkan pemilihan pertanyaan penelitian yang spesifik, definisi variabel penelitian, penulisan hipotesis, desain perlakuan eksperimental, dan penempatan subjek dalam kelompok perlakuan. Randomisasi adalah langkah penting dalam penelitian eksperimen untuk memastikan kevalidan hasil yang didapatkan.
Contoh penelitian eksperimen dapat bervariasi tergantung pada bidang penelitian yang dilakukan. Beberapa contoh meliputi pengujian efektivitas obat baru pada kelompok pasien, pengaruh metode pengajaran terhadap hasil belajar siswa, atau dampak iklan terhadap perilaku konsumen.
Penelitian eksperimen memberikan pendekatan ilmiah yang kuat untuk memahami dan menjelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel dalam berbagai bidang. Dengan memahami konsep dasar, desain, dan metode penelitian eksperimen, peneliti dapat menghasilkan data yang bermakna dan kesimpulan yang valid.
Bagaimana? Apakah sekarang kamu benar-benar mengerti seluk-beluk penelitian eksperimen? Pastikan kamu memahaminya agar kamu tak salah dalam menyusun penelitian eksperimen yang akan kamu lakukan. Semangat!
Harland, D. (2011). STEM Student Research Handbook . Arlington, Virginia: National Science Teachers Association.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta.
Williamson, K., Johanson, G., Byrne, A., Given, L. M., Kennan, M. A., & Oliver, G.(2018). “ The future of information research” in Research Methods: Information, Systems, and Contexts. Edisi Kedua. Sawston, UK: Chandos Publishing, 537–564.
Artikel Terbaru
Relasi yang Tepat Menghubungkan Himpunan P ke Q Adalah…
Cara Menggunakan Word di HP: Menulis di Mana Saja dengan Santai
Mengapa Urbanisasi Memberatkan Bagi Daerah Perkotaan
Mahasiswi Program Studi Profesi Dokter yang menjalani rotasi klinis sambil melakukan hobinya, yaitu menulis. View all posts by Ratna
Tulis Komentar Anda Cancel reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
IMAGES
VIDEO
COMMENTS
Metode quasi eksperimen adalah salah satu metode penelitian yang tidak memanipulasi subjek dan tidak menggunakan kelompok acak. Salah satu jenis quasi eksperimen adalah nonequivalent control group design, yang membandingkan kelompok eksperimen dan kontrol tanpa acak.
Quasi eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan dalam ilmu sosial dan ilmu perilaku ketika pelaksanaan eksperimen sejati tidak memungkinkan atau praktis. Artikel ini menjelaskan pengertian, cara menentukan, rumus, perbedaan, dan contoh penelitian quasi eksperimen.
BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Sugiyono (2008:3) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental (eksperimen semu). Menurut Sugiyono (2008:114) "metode kuasi eksperimen mempunyai kelompok ...
Artikel ini menjelaskan metode eksperimen-kuasi atau non-randomized experimental design yang digunakan dalam penelitian psikologi. Artikel ini juga membahas empat tipe rancangan eksperimen-kuasi berdasarkan Campbell, yaitu tanpa kelompok kontrol, dengan kelompok kontrol, runtut-waktu, dan diskontinuitas regresi.
Quasi-experimental design is a research method that aims to establish a cause-and-effect relationship without random assignment. Learn the differences, types, advantages and disadvantages of quasi-experiments compared to true experiments.
Penelitian quasi-experiment adalah penelitian percobaan yang membandingkan dua kelompok sasaran penelitian, satu kelompok diberi perlakuan tertentu dan satu kelompok lagi dikendalikan pada suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan sebagai pembanding. Artikel ini menjelaskan pendekatan, desain, dan contoh penelitian quasi-experiment, serta perbedaan dengan penelitian eksperimen.
3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian quasi eksperimen (Quasi Experimental Design). Bentuk desain eksperimen ini mempakan pengembangan dari eksperimen murni (true eksperimental design). Sebagai kelompok penelitian dalam metode quasi eksperimen ini digunakan kelompokeksperimendan kelompokkontrol.
Quasi eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif yang menggunakan kelompok kontrol yang tidak acak, tetapi berasal dari kondisi alam. Artikel ini menjelaskan pengertian, desain, dan contoh quasi eksperimen dalam penelitian pendidikan, serta perbedaannya dengan eksperimen murni.
Pre eksperimen adalah metode penelitian yang hanya mengamati efek pemberian treatment tanpa ada control group. Artikel ini menjelaskan pengertian, contoh, dan perbedaan pre eksperimen dengan quasi eksperimen, yang menggunakan kelompok kontrol untuk membandingkan hasilnya.
The article explains quasi-experimental design or non-randomized experimental design. According to Campbell quasi experimental design is divided into four types, namely (a) quasi-experimental design without control group or pretest, b) quasi experimental design with control group and pretest, c) time series design, and d) regression ...
Serupa.id menjelaskan apa itu metode penelitian eksperimen, cara mengelakukannya, dan jenis-jenisnya. Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang menggunakan perlakuan untuk mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol.
Dicky Hastjarjo. (2008). Ringkasan buku Cook & Campbell. (1979). Quasi- Experimentation: Design & Analysis Issues for Field Settings. Houghton Mifflin Co. 5 dalam banyak hal dan bukan karena adanya perlakuan. Tugas peneliti dalam menafsirkan hasil rancangan eksperimen kuasi adalah memisahkan efek perlakuan dari efek yang
Quasi experiment adalah metode penelitian yang menggunakan perlakuan untuk mencari pengaruh pada sesuatu yang diberi perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi yang dapat dikendalikan. Desain quasi experiment yang digunakan adalah nonequivalent control group design, yang memiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random.
Kriteria Inklusi (Penerimaan) Kriteria inklusi dalam penelitian ini menurut. Mohseni (2013); Soliman (2015); Rezaei (2015) adalah : Pasien HD rutin umur minimal 18 tahun ( dewasa ) Pasien yang menjalani HD rutin minimal sudah 3. bulan. Pasien yang menjalani HD 2x perminggu selama 3. atau 4 jam. Tidak mengalami masalah dalam AV fistula.
BAB III METODE PENELITIAN A. Quasi Eksperiment. METODE PENELITIANA. Metode Quasi EksperimentEksperimen selalu dilakukan untuk menguji coba suatu tindaka. dan mengetahui akibat dari tindakan tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 9) "Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang ...
Quasi eksperimen adalah metode penelitian yang tidak memiliki kontrol penuh terhadap variabel, sementara true eksperimen adalah metode penelitian yang memiliki kontrol penuh terhadap variabel. Artikel ini menjelaskan perbedaan antara kedua metode ini dalam hal desain, validitas, generalisabilitas, biaya, dan waktu.
Penelitian pre-experimental adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian ini menggunakan desain One-Control Group Pretest-Postest Design dengan model pembelajaran guided inquiry (inkuiri terbimbing) sebagai perlakuan.
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengacu pada pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Nana S. Sukmadinata (2010: 53), penelitian kuantitatif didasari pada filsafat ... Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa quasi experimental design adalah jenis desain penelitian yang memiliki kelompok kontrol dan kelompok ...
Web ini menjelaskan apa itu penelitian eksperimen, jenis-jenisnya, desain-desainnya, metode-metodanya, dan contoh-contohnya. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang memanipulasi variabel bebas dan mengukur efeknya terhadap variabel terikat.
semu (quasi experimental) karena pada metode ini akan adanya kelompok kontrol, namun tidak dapat sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2018). Desain yang digunakan pada penelitian quasi experimental adalah nonequivalent control group design. Gambar 3.1 memperlihatkan desain yang
adalah metode penelitian quasi eksperimen. Quasi experimental design merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan (Sugiyono (2016: 77). Penggunaan metode kuasi eksperimen ini didasarkan atas pertimbangan agar dalam pelaksanaan penelitian ini pembelajaran berlangsung secara alami dan siswa tidak merasa ...
Metode yang digunakan adalah kuantitatif quasi experimental design. Populasi yang diambil adalah 44 siswa kelas V SDN 19 Palembang dengan sampel yaitu kelas VA sebanyak 22 siswa sebagai kelas ...
Penelitian ini menggunakan metode quasi-experimental dengan desain nonequivalent control group untuk mengetahui pengaruh pembelajaran biologi sistem respirasi bermuatan nilai religi terhadap penguasaan konsep dan sikap siswa SMA. Penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda sebagai instrumen pengukur dan menggunakan kelas eksperimen dan kontrol yang tidak dipilih secara acak.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang terbagi menjadi tiga bentuk: pre-experimental design, true experimental design, dan quasi experimental design. Pre-experimental design adalah desain penelitian yang belum mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi hasil perlakuan.